Friday, August 13, 2010

Ong Soe An

Disusun oleh :Herman Darman
Nara sumber: Agus Darman

Lahir di Surakarta (Solo) pada bulan April 1885, sebagai buah perkawinan Ong Swie Sing, pria asal Goe Lon (Solo-Surakarta) dan Oei Tjoe Nio.

Ong Soe An adalah orang orang yang suka bersahabat dengan orang-orang dari berbagai suku dan golongan. Salah satu kawannya adalah Dr Leimena, seorang dokter di Rumah Sakit Situ Saeur, yang sekarang dinamani Rumah Sakit Immanuel di Bandung. Dr Johannes Leimena belakangan menjadi menteri semasa pemerintahan presiden Soekarno selama 21 tahun. Ia juga dimintai tolong oleh seorang pangeran dari Thailand untuk menilik rumah pangeran ini di Jalan Cipaganti 130. Pangeran ini bernama Panibatra (sering disebut Raja Siam), sedang dalam pelarian karena terjadinya gejolak / revolusi di Thailand.

Latar belakang pendidikan Ong Soe An tidak begitu jelas, tapi kemungkinan besar Ong Soe An tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Namun demikian ia dapat menulis tulisan Jawa dan huruf-huruf latin. Meskipun tidak bisa berbahasa Belanda dengan fasih, Soe An berhubungan erat dengan teman-teman Belanda. Bahasa yang dikuasainya adalah
bahasa Jawa, dan kemudian berbahasa Sunda ketika pindah ke Bandung.



Ong Soe An memulai usahanya dengan membuat roti (bakery) di Solo dan kemudian menikahi Tan Wat Nio, anak perempuan dari salah satu orang yang cukup kaya di Solo. Dari perkawinan ini mereka mendapatkan 3 orang anak laki-laki, yaitu Ong Tjong Lam, Ong Tjong Hian dan Ong Tjong Liem. Belakangan pasangan ini mengambil anak perempuan angkat yang diberi nama Ong Lies Nio. Beberapa saat setelah perkawinannya, Ong Soe An menyadari bahwa kesukaan istrinya untuk bermain judi dengan kawan-kawannya tidaklah begitu baik. Kegemaran Tan Wat Nio begitu kuat sehingga ia tidak punya waktu untuk merawat anak kedua dan ketiga. Konon, Tan Wat Nio mengambil seorang pembantu untuk menyusui anak kedua dan ketiga. Untuk mengatasi hal ini Ong Soe An memutuskan untuk pindah ke Bandung untuk mengisolasi istrinya dari kawan-kawan judi istrinya.

Keterangan foto: Ong Soe An (berdiri paling kiri) , Tan Wat Nio (istri). Berdiri paling kanan adalah Ong Lies Nio. Duduk di belakang: Ong Tjong Hian.

Di Bandung, Ong Soe An membuat bakeri di dekat kali Cikakap dengan menyewa sebuah bangunan dari Haji Yakup, anak dari Haji Sanusi. Tempat itu sekarang berada di Jalan Sudirman, yang sebelumnya dikenal dengan Jalan Raya Barat. Usaha pembuatan roti ini berkembang dengan baik sampai akhirnya ia membuat pabrik roti di Gang Suniaraja. Pabrik ini kemudian diserahkan kepada anak keduanya Ong Tjong Hian untuk dikelola. Roti yang diproduksi kemudian dikirim ke rumah-rumah dan toko-toko dengan kendaraan sejenis becak.

Ketika opium atau madat menjadi populer, khususnya di kalangan masyarakat tingkat atas, hati Ong Soe An yang berhati sosial ini menjadi sangat gundah. Ia menasehati orang-orang disekelilingnya untuk menghentikan kebiasaan ini. Akhirnya Ong Soe An pergi juga ke kota-kota lain untuk mempropagandakan anti madat. Kadang-kadang Ong Soe An juga diundang untuk memberikan ceramah mengenai keburukan madat ini.

Suatu kali Ong Soe An diundang oleh seseorang dari kalangan atas di luar kota. Tetapi ketika pengundang ini tahu bahwa Ong Soe An ternyata tidak menghisap madat, si pengundang menganggap rendah Ong Soe An. Karena dipandang bukan dari kelas elit, sebuah tempat tidur yang jelek disediakan untuk Ong Soe An. Tempat itu sangat jelek sehingga waktu ia tidur, gulingnya “pecah” dan kapuknya berhamburan.

Untuk menghargai misi sosial Ong Soe An ini, pemerintah Belanda yang dikepalai oleh Ratu Wilhelmina menganugerahkan sebuah medali tanda jasa antara tahun 1937 dan 1938. Medali yang dikenal dengan Order van Oranje-Nassau ini diberikan kepada Ong Soe An di Bandung melalui pemerintah Belanda setempat. Keterangan lebih detil mengenai medali ini dapat dilihat di:
- http://www.onderscheidingen.nl/nl/medailles/orden/on.html
-
http://www.lintjes.nl/civiele_orden/orde_oranje_nassau/

Foto Ong Soe An dengan kawannya, Soepardan, di Gang Suniaraja, Bandung tidak lama setelah menerima penghargaan Order van Oranje-Nassau.

Ong Soe An pernah pergi ke India dan juga ke kota-kota di pulau Jawa untuk mengunjungi objek-objek wisata seperti candi-candi di Jawa Tengah. Sesekali ia membawa cucunya juga. Konon Ong Soe An memiliki keris yang mempunyai kegaiban, yaitu memberikan tanda-tanda ketika ada bahaya menghadang dalam perjalanannya.

Foto Ong Soe An yang di ambil tanggal 2 November 1958

Belakangan Ong Soe An tinggal di Jalan Cipaganti 88, Bandung. Di tempat inilah ia membantu ”Raja Siam” dengan menilik rumah di Jalan Cipaganti 130, seperti dijelaskan di atas..